Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Kurikulum Merdeka Belajar

Indonesia kini telah berani memutuskan gagasan baru di bidang pendidikan, melalui kurikulum merdeka belajar. Keputusan itu menjadi langkah awal dalam mewujudkan transformasi pendidikan yang berlandaskan pada metode penitikberatan kebutuhan serta kemampuan siswa dalam proses belajarnya, sehingga pihak sekolah serta pendidik berlomba-lomba dalam meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini seperti pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, dalam suatu berita artikel, 

“Ketika seseorang merasakan manfaat pendidikan yang berfokus pada siswa, maka hal itu akan menjadi dorongan kuat untuk mempertahankannya.”

Pada era merdeka belajar ini terdapat beberapa fokus utama, seperti inovasi kurikulum, pemberdayaan guru, dan integrasi teknologi dalam kelas. Hal ini sebagai upaya dalam menjadikan pendidikan yang berkualitas.

Kemudian, dalam kelangsungan sistemnya, kurikulum merdeka belajar memiliki tiga faktor kunci keberlanjutan. Pertama, peran dari para guru pendidik sebagai garda terdepan dalam mengenalkan paradigma baru di dunia pendidikan. Kedua, dalam pengaplikasiannya, pihak sekolah secara sukarela mempelajari berbagai prinsip dan ide dari kurikulum tersebut. Dan yang ketiga, revolusi digital sebagai aksi mendukung pembelajaran dalam kebijakan Kemendikbudristek. 

Selanjutnya, sekolah sebagai agen pendidikan negara, tentu terlibat aktif dalam mewujudkan kebijakannya, serta memiliki visi-misi yang sama. Menurut Supriono, selaku Direktur Jendral Guru dan Tenaga Kerja Kemendikbudristek terdapat empat hal dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pertama, kebijakan, terutama kebijakan nasional yang meliputi kurikulum, ujian nasional, kebijakan distribusi, dan rekrutmen guru. Kedua, kepemimpinan kepala sekolah (leadership). Kepemimpinan ini berdasarkan school based management, seperti adanya transparansi keuangan, hubungan ekosistem dalam lingkungan sekolah, hubungan antara orang tua dan guru, juga hubungan murid dengan satuan pendidikan. Ketiga, infrastruktur berupa sarana-prasarana dalam sekolah, maupun fasilitas teknologi informasi dan komunikasi. Terakhir, proses pembelajaran yang mendukung empat kompetensi dalam menghadapi tantangan abad 21, yaitu berpikir kritis (critical thinking), kemampuan kerjasama yang baik (collaboration), kemampuan komunikasi (communication), dan kreativitas (creativity).  

Kini, Kuanta hadir berpengalaman dan terpercaya sebagai partner bertransformasi pendidikan melalui layanan konsultasi, pelatihan, pengembangan kepemimpinan, riset. Serta pendampingan berkelanjutan untuk menjadi lembaga pendidikan terbaik. Kuanta Indonesia telah dipercaya oleh kementerian pendidikan, dinas pendidikan, yayasan pendidikan, Sekolah, Direktur Pendidikan, CSR, Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru, dan tenaga Pendidik lainnya.


Sumber:


Temukan artikel kami yang lain di link berikut : Kumpulan Artikel Kuanta
Simak juga update terbaru dari kami melalui channel : youtube Kuanta Indonesia
Follow instagram kami di @kuantaindonesia

Bagikan Artikel :

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Pinterest

Mendorong Kreativitas Siswa melalui Pendidikan STEAM

Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang terus berkembang, para pendidik perlu aktif mengajak siswa untuk tidak hanya menguasai pengetahuan akademis, tetapi juga mengasah ...
Read More →

Pemanfaatan IoT (Internet of Things) dalam Pendidikan

Pemanfaatan IoT (Internet of Things) dalam pendidikan semakin penting di era digital saat ini. Dengan sekitar 200 juta pengguna internet di Indonesia, pendidikan kini sangat ...
Read More →

Transformasi Pendidikan Menyongsong Masa Depan Pembelajaran

Di tengah pesatnya dinamika global, Transformasi Pendidikan Menyongsong Masa Depan Pembelajaran merupakan suatu keharusan yang tidak lagi dapat diabaikan. Perubahan zaman yang ditandai dengan kemajuan ...
Read More →