Siapa Wali Kelas?
Berbicara tentang wali kelas, maka akan terbayangkan sosok seorang “penunggu” kelas yang bermacam-macam karakter atau wataknya. Wali kelas adalah orang yang paling berpengaruh di dalam kelas. Baik-buruknya kelas, tergantung dari cara seorang wali kelas memanajemen kelasnya. Bisa juga, budaya yang terbangun di kelas adalah wujud dari watak wali kelas sendiri yang secara sengaja ataupun tidak sengaja tertularkan ke peserta didiknya.
Orang yang paling lama menemani siswa di kelas. Orang yang paling lama mengamati polah tingkah dari setiap siswa yang ada di kelas. Orang yang paling dekat dengan orangtua siswa sekaligus dengan pimpinan di sekolah (pemegang kebijakan).
Seperti yang telah kami ulas di artikel sebelumnya (Peran Wali Kelas Zaman Now). Wali kelas sangat sentral peranannya di dalam membentuk komunitas belajar di dalam kelas.
Pembentukan komunitas yang ada didalam kelas termasuk membentuk karakter yang membudaya.
Contoh sederhananya karakter bersih. Berawal dari seorang wali kelas mendesain dan membuat peraturan serta prosedur menjaga kebersihan di dalam kelas. Peraturan dan prosedur yang melibatkan siswa yang ada di dalam kelas membuat siswa merasa kehadiran item tersebut penting dan bermakna.
Kemudian wali kelas melakukan pembiasaan dan melatih prosedur menjaga kebersihan tersebut hingga menjadi kebiasaan. Jika pola pembiasaan ini berhasil. Maka yang terjadi adalah akan ada perasaan tidak nyaman jika kelas tidak bersih. Semua siswa berupaya dan berlomba-lomba menjaga kebersihan yang ada di dalam kelas.
Kebiasaan-kebiasaan yang terjaga dan sekaligus disertai dengan penguatan berupa apresiasi positif dan konsekuensi logis, membuat kebiasaan ini menjadi budaya atau karakter yang tertancap dengan baik pada setiap diri siswa yang ada di dalam kelas.
Skema pembangunan karakter yang diperankan oleh seorang wali kelas adalah sebagai berikut:
Setiap tahapan dalam skema di atas menjadi titik fokusnya. Artinya, tidak ada hal yang lebih penting dibandingkan satu dengan dengan yang lainnya. Semua saling berkaitan dan sama-sama penting.
Di beberapa pengalaman sekolah yang menerapkan skema pembangunan karakter ini, hal yang menjadi hambatan utama adalah konsistensi dalam pembiasaan. Peranan pimpinan sebagai pemangku kebijakan perlu menyiapkan kebijakan dan pijakan sistem yang jelas saat program pembangunan karakter ini dicanangkan. Mulai dari menyiapkan kebijakan berupa tim sukses beserta perangkatnya (SK, Jobdesc, SOP, Penanggung jawab dsb). Memotivasi semua stakeholder dan para penanggung jawab program pembangunan karakter serta menjadi inspirator terdepan dalam penerapan program pembangunan karakter tersebut. Kerjasama dan sinergi antara wali kelas dan pimpinan di sekolah adalah salah satu kunci utama keberhasilan dari program pembangunan karakter.
Demikian peran wali kelas dalam membangun karakter di kelas, semoga para wali kelas kita mampu berperan optimal sehingga tercipta kelals-kelas yang berkarakter dan berbudaya. Anda boleh membagikan pengalaman anda sebagai wali kelas dalam proses membangun karakter di panel komentar di bawah. Semoga bermanfaat.