Apa pentingnya pendampingan yayasan? Presiden Joko Widodo mengungkapkan keprihatinannya terhadap hasil riset RAND Corporation tahun 2022 yang menunjukkan bahwa tingkat stres guru lebih tinggi dibandingkan dengan profesi lainnya. Faktor-faktor seperti perilaku siswa, perubahan kurikulum, dan disrupsi teknologi menjadi penyebab utama stres tersebut.

“Capek, nggak dihargai, dan akhirnya resign.”
Kalimat itu terdengar biasa, tapi jadi kenyataan menyakitkan bagi banyak yayasan pendidikan saat ini. Bayangkan ketika guru dan staf mulai kelelahan, tidak didengar, dan akhirnya meninggalkan institusi… siapa yang harus bertanggung jawab?
Sering sekali kita justru malah menyalahkan SDM tersebut, atau bahkan menyalahkan lembaga yang “mengambil” SDM kita. Bagaimana tidak pindah jika tekanan dilembaga anda besar dan tidak berbanding lurus dengan reward yang anda berikan?
🔥 Burnout SDM Yayasan Itu Nyata, dan Bahayanya Serius
Riset lain juga menunjukkan bahwa:
- Burnout dan tekanan kerja tinggi secara signifikan meningkatkan keinginan untuk resign.
(Darma, 2016; Sarbullah & Putri, 2022) - Guru mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan profesi lain.
(RAND Corporation, 2022 – dikutip oleh Presiden Jokowi) - Burnout guru berdampak langsung terhadap turunnya prestasi siswa.
(Iskandar & Priyana, 2024) - Turnover ideal <10%, tapi banyak sekolah swasta tembus 15% dalam setahun.
(IPB, 2022)
👉 Artinya, kalau anda terus mendorong SDM tanpa sistem pendukung yang sehat, anda bukan hanya kehilangan mereka—anda juga kehilangan arah, reputasi, dan pertumbuhan yayasanmu.
😓 Masalahnya: Banyak Yayasan Fokus Menekan, Bukan Mendampingi
Sebagian pengurus yayasan berpikir bahwa meningkatkan kualitas artinya:
- Tambah target ke kepala sekolah
- Tekan guru untuk lebih produktif
- Melakukan evaluasi tanpa pembinaan
Padahal, sistem seperti itu bukan membangun… tapi menekan. Membangun itu fokus meningkatkan keatas, menekan itu fokus menekan ke bawah (penurunan).
✅ Solusinya: Bukan Lebih Banyak Tuntutan, Tapi Pendampingan
Kamu gak harus tekan SDM sampai burnout hanya demi kemajuan yayasan.
Cukup bangun sistem pembinaan & pendampingan yang tepat.
Melalui program pendampingan yayasan, kamu bisa:
- 🔍 Mendeteksi akar masalah kinerja dengan pendekatan humanistik
- 🧭 Membangun roadmap pengembangan SDM berbasis kekuatan dan potensi
- 💬 Mendampingi kepala sekolah, manajer, dan guru dengan sesi coaching & mentoring
- 📊 Mengurangi turnover lewat manajemen kerja yang sehat dan supportif
- ⚙️ Menumbuhkan budaya yayasan yang sehat dan berorientasi pertumbuhan
✨ Bayangkan Jika SDM Anda Bertumbuh, Bukan Tumbang
6 bulan dari sekarang, yayasan anda bisa jadi:
- 🌱 Lebih solid, karena semua SDM merasa didengar dan punya arah
- 🎯 Lebih fokus, karena setiap orang tahu perannya dan targetnya
- 💡 Lebih inovatif, karena muncul ide dari bawah, bukan hanya dari atas
- 🧘 Lebih sehat secara psikologis, karena ada ruang berkembang, bukan cuma tuntutan
🚀 Saatnya Berhenti Menekan — Mulailah Mendampingi
Kami percaya, yayasan hebat dibangun bukan dari orang-orang super, tapi dari tim yang didampingi dengan sistem yang benar.
📩 Ingin tahu bagaimana program pendampingan yayasan ini bekerja?
Cukup klik link berikut untuk dapatkan info lengkap atau jadwalkan konsultasi awal gratis.
Kuanta merupakan lembaga yang berpengalaman dan terpercaya sebagai partner transformasi pendidikan melalui layanan konsultasi, pelatihan, pengembangan kepemimpinan, riset. Serta pendampingan berkelanjutan untuk menjadi lembaga pendidikan terbaik. Kuanta Indonesia bekerjasama dengan kementerian pendidikan, dinas pendidikan, yayasan pendidikan, Sekolah. Selain itu juga bekerja sama dengan Direktur Pendidikan, CSR, Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru, dan tenaga Pendidik lainnya.
Temukan artikel kami yang lain di link berikut : Kumpulan Artikel Kuanta
Simak juga update terbaru dari kami melalui channel : youtube Kuanta Indonesia
Follow instagram kami di @kuantaindonesia