BAGAIMANA JIKA GURU / SDM KITA TIDAK SIAP DENGAN JABATAN BARU?

Apakah kita pernah menjumpai guru / SDM kita merasa tidak siap atau tidak percaya diri dengan jabatan yang baru? 

Ada beberapa alasan mengapa seseorang mungkin tidak merasa siap atau kurang nyaman menempati jabatan baru, misalnya guru diangkat menjadi wakil Kepala Sekolah, atau wakil Kepala sekolah diangkat menjadi Kepala sekolah.

Beberapa faktor yang mungkin berperan meliputi:

  1. Kurangnya Pengalaman Manajerial:

Seorang guru yang naik jabatan menjadi wakil kepala sekolah mungkin belum memiliki pengalaman manajerial yang cukup. Mengelola sebuah tim, mengambil keputusan yang lebih besar, dan menangani aspek administratif dapat menjadi tantangan bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang manajerial sebelumnya.

  1. Perubahan Peran dan Tanggung Jawab:

Perubahan dari peran guru ke peran manajerial membawa tanggung jawab yang berbeda. Sebagai wakil kepala sekolah, seseorang harus mengelola tidak hanya siswa tetapi juga staf dan administrasi sekolah. Perubahan ini mungkin membuat seseorang merasa tidak siap menghadapi tantangan baru.

  1. Kurangnya Keterampilan Kepemimpinan:

Seseorang mungkin tidak merasa siap untuk menjadi pemimpin dan pengambil keputusan utama dalam lingkungan sekolah. Keterampilan kepemimpinan, termasuk kemampuan mengelola konflik, memberikan arahan, dan memberikan inspirasi kepada orang lain, mungkin belum sepenuhnya berkembang.

  1. Tingkat Stres yang Tinggi:

Jabatan baru seringkali menyertai tingkat stres yang lebih tinggi. Peningkatan tanggung jawab dan ekspektasi dapat membuat seseorang merasa tidak siap menghadapi tekanan yang lebih besar.

  1. Ketidakpastian dan Ketidakamanan:

Seseorang mungkin merasa tidak nyaman dengan tingkat ketidakpastian yang datang dengan perubahan peran. Tidak tahu persis apa yang diharapkan dari mereka dalam peran baru dapat menciptakan rasa tidak aman.

  1. Kurangnya Dukungan atau Pelatihan:

Jika seseorang tidak mendapatkan dukungan yang cukup atau pelatihan yang diperlukan untuk menempati jabatan baru, hal itu dapat membuat mereka merasa tidak siap. Pelatihan dan dukungan yang memadai dapat membantu seseorang lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan baru.

  1. Ketakutan akan Kegagalan:

Seseorang mungkin mengalami ketakutan akan kegagalan atau tidak berhasil dalam peran baru. Rasa takut ini bisa menjadi penghalang untuk mengambil risiko dan tampil di level yang lebih tinggi.

Penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor ini dengan memberikan pelatihan, dukungan, dan mentorship kepada individu yang mengalami transisi jabatan. Mengakui perasaan tidak siap adalah langkah pertama untuk memahami area di mana seseorang perlu berkembang dan mendapatkan dukungan yang diperlukan.

Dukungan dari pimpinan atau kepala sekolah terhadap guru atau sumber daya manusia (SDM) yang mengalami transisi jabatan sangat penting untuk memastikan kesuksesan dan kesejahteraan individu tersebut.

Berikut beberapa bentuk dukungan yang dapat diberikan:

  1. Pelatihan dan Pengembangan:

Menyediakan pelatihan yang sesuai untuk memperkuat keterampilan yang diperlukan dalam peran baru. Mengidentifikasi peluang pengembangan profesional yang relevan dengan tanggung jawab baru.

  1. Pemberian Informasi yang Jelas:

Memberikan informasi yang jelas mengenai tanggung jawab, harapan, dan ekspektasi terkait peran baru. Menyediakan panduan dan materi referensi untuk membantu pemahaman tugas dan tanggung jawab baru.

  1. Mentorship dan Pendampingan:

Menetapkan seorang mentor yang berpengalaman untuk memberikan dukungan dan bimbingan. Menyelenggarakan sesi mentoring atau coaching secara rutin untuk membahas tantangan dan mencari solusi bersama.

  1. Komunikasi Terbuka dan Rutin:

Membuka saluran komunikasi yang terbuka agar guru atau SDM merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan, tantangan, dan kebutuhan mereka. Melakukan pertemuan rutin untuk memberikan umpan balik, serta membahas kemajuan dan kebutuhan pengembangan.

  1. Bekerjasama dalam Perencanaan Karir:

Membantu guru atau SDM dalam merencanakan karir mereka dan menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Memberikan dukungan untuk mengidentifikasi peluang kemajuan karir di masa depan.

  1. Dukungan Emosional:

Menciptakan lingkungan yang mendukung secara emosional, di mana guru atau SDM merasa didengar dan dipahami. Memberikan dukungan positif dan pujian untuk membangun rasa percaya diri.

  1. Fasilitasi Kolaborasi:

Mendorong kolaborasi antara guru atau SDM dengan staf lainnya untuk memperkuat hubungan dan mempromosikan kerja tim. Menyelenggarakan pertemuan atau kegiatan sosial untuk mempererat hubungan di antara anggota tim.

  1. Pengakuan dan Penghargaan

Mengakui pencapaian dan kontribusi positif guru atau SDM dalam peran baru. Memberikan penghargaan atau apresiasi secara terbuka untuk meningkatkan motivasi.

  1. Evaluasi dan Umpan Balik Terstruktur:

Memberikan evaluasi dan umpan balik yang konstruktif untuk membantu guru atau SDM terus berkembang.Menyelenggarakan sesi evaluasi berkala untuk mengevaluasi kinerja dan membahas rencana pengembangan selanjutnya.

Dengan menyediakan dukungan yang holistik dan berkelanjutan, pimpinan atau kepala sekolah dapat membantu guru atau SDM mengatasi tantangan dan berkembang dalam peran baru mereka dengan lebih percaya diri dan sukses.

Ditulis oleh : Coach Dyah

Diedit dan diupload oleh : Coach Arif


Temukan artikel kami yang lain di link berikut : Kumpulan Artikel Kuanta
Simak juga update terbaru dari kami melalui channel youtube Kuanta Indonesia
Follow instagram kami di @kuantaindonesia


Bagikan Artikel :

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Pinterest

Peran Guru Dalam Pendidikan Karakter di Era Society 5.0

Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun  2003  Pasal  3  tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional  bahwa  Pendidikan  Nasional  yaitu:  “berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban ...
Read More →

Menerapkan Konsep Pembelajaran Sepanjang Hayat Dalam Kehidupan Sehari-hari

Konsep pembelajaran sepanjang hayat. Ada pepatah “Tidak ada kata terlambat untuk  belajar”  pepatah ini diadopsi dari bahasa inggris “Never too late to learn”. Makna pepatah ...
Read More →

Kuanta Indonesia Gelar School Leadership Program 2024

Kuanta Indonesia berhasil gelar acara School Leadership Program (SLP) 2024. Kegiatan ini berupa pelatihan atau mentoring bagi para kepala sekolah serta wakil kepala sekolah di ...
Read More →