Membangun Kompetensi Global Melalui Budaya Lokal

Membangun Kompetensi Global

Siswa abad ke-21 hidup dalam dunia yang saling terhubung dan cepat berubah, di mana kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dengan lingkungan yang beragam menjadi semakin penting. Dalam menghadapi tantangan global tersebut, pembangunan karakter dan keterampilan abad ke-21 harus diiringi dengan pemahaman identitas budaya sendiri. Membangun kompetensi global melalui budaya lokal merupakan strategi penting untuk memperkuat jati diri bangsa dan membuka wawasan siswa terhadap keragaman dunia. Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran kontekstual agar siswa mengembangkan kompetensi global secara bermakna dan relevan.

Faktor Penyebab Rendahnya Kompetensi Global

Banyak siswa di Indonesia yang kurang menyadari pentingnya pengetahuan tentang isu-isu global, yang menghambat kemampuan mereka untuk berinteraksi secara mandiri dan bertanggung jawab. Pemahaman yang sempit terhadap konteks global membuat mereka kesulitan dalam menghadapi tantangan yang kompleks dan beragam di dunia modern. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran dan pendidikan yang lebih mendalam mengenai isu-isu internasional.

Selain itu, rendahnya rasa bangga terhadap budaya lokal turut berkontribusi pada masalah ini. Pengaruh bahasa dan budaya asing sering kali mengurangi sikap hormat siswa terhadap budaya mereka sendiri. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia, terutama di wilayah timur, memperburuk situasi dengan membatasi akses siswa terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.Akibatnya, siswa memiliki keterbatasan dalam memahami isu-isu global, sehingga perlu adanya upaya kolaboratif untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran budaya di kalangan mereka.

Pemanfaatan Budaya Lokal dalam Pembelajaran

Pendidikan berbasis budaya lokal dapat meningkatkan kompetensi global siswa. Guru dan sekolah mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal agar siswa menghargai budaya mereka sendiri maupun budaya lain, serta meningkatkan kesadaran terhadap isu-isu global. Kegiatan ekstrakurikuler, seperti tarian tradisional, dapat menumbuhkan rasa bangga dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna.

Kesimpulan

Membangun kompetensi global melalui budaya lokal merupakan strategi penting untuk menyiapkan siswa menghadapi tantangan abad ke-21 tanpa kehilangan jati diri. Rendahnya kompetensi global siswa disebabkan oleh minimnya pemahaman isu global, kurangnya kebanggaan terhadap budaya lokal, dan ketimpangan IPM. Mengintegrasikan budaya lokal dalam pembelajaran menjadi solusi untuk menanamkan kearifan lokal dan membentuk siswa yang toleran, terbuka, dan bertanggung jawab.

Sumber Referensi : https://www.neliti.com/publications/451655/pemanfaatan-budaya-lokal-untuk-meningkatkan-kompetensi-global-siswa


Kuanta merupakan lembaga yang berpengalaman dan terpercaya sebagai partner transformasi pendidikan melalui layanan konsultasi, pelatihan, pengembangan kepemimpinan, riset. Serta pendampingan berkelanjutan untuk menjadi lembaga pendidikan terbaik. Kuanta Indonesia bekerjasama dengan kementerian pendidikan, dinas pendidikan, yayasan pendidikan, Sekolah. Selain itu juga bekerja sama dengan Direktur Pendidikan, CSR, Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru, dan tenaga Pendidik lainnya.

Temukan artikel kami yang lain di link berikut : Kumpulan Artikel Kuanta
Simak juga update terbaru dari kami melalui channel : youtube Kuanta Indonesia
Follow instagram kami di @kuantaindonesia

Bagikan Artikel :

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Pinterest

Teknik Mengajar Efektif di Tahun 2026 dengan Memaksimalkan Teknologi untuk Pembelajaran Bermakna

Memasuki tahun 2026, tantangan dunia pendidikan tidak lagi sebatas penyampaian materi, tetapi bagaimana guru mampu menciptakan pembelajaran yang relevan, personal, dan berdampak dengan memanfaatkan teknologi. ...
Read More →

5 Teknologi Pendidikan yang Wajib Dimiliki Sekolah Menuju Era Digital

Perkembangan teknologi bergerak lebih cepat dari kemampuan banyak sekolah untuk beradaptasi. Dunia kerja kini serba digital, metode belajar berubah, dan siswa Generasi Z serta Alpha ...
Read More →

Unit Usaha Yayasan: Kunci Keberlanjutan Finansial Pendidikan

Apakah yayasan Anda masih bergantung sepenuhnya pada uang SPP untuk operasional? Saat biaya pendidikan semakin tinggi tapi masyarakat menuntut SPP yang terjangkau, Anda terjebak di ...
Read More →