“Pak/Bu, kita mau fokus ke STEM atau digital dulu ya tahun ini?”. Familiar dengan pertanyaan ini? Setiap rapat, setiap perencanaan program, pertanyaan tentang STEM dan digital selalu muncul. Budget terbatas, guru harus dilatih, fasilitas harus disiapkan. Rasanya harus pilih salah satu, kan?. Kabar baiknya: Anda tidak perlu memilih. Justru sekolah yang unggul adalah yang menggabungkan pembelajaran STEM dan teknologi digital sejak awal. Dan artikel ini akan tunjukkan caranya, langkah demi langkah.
Kondisi Pembelajaran STEM dan Digital di Indonesia
Sebelum bicara solusi, mari kita lihat dulu kondisi nyata pembelajaran STEM dan literasi digital di sekolah-sekolah kita. Hasil PISA 2022 yang OECD rilis menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan: 82% siswa Indonesia usia 15 tahun belum mencapai kemampuan dasar matematika. Artinya, hanya 18% siswa kita yang berhasil mencapai level 2 (standar minimum) (sumber). Padahal, matematika adalah salah satu pilar utama STEM.
Lalu bagaimana dengan literasi digitalnya? Situasinya tidak jauh berbeda. Kementerian Komunikasi dan Digital (2024) mencatat indeks literasi digital Indonesia baru mencapai skor 43,34 (sumber). Kita masih di kategori sedang. Belum tinggi, tapi juga bukan rendah banget.
Nah, dari dua data ini, kita bisa melihat pola yang jelas: kita perlu memperkuat STEM dan kemampuan digital siswa secara bersamaan, bukan memilih salah satu. Tapi bagaimana caranya?
Mengapa STEM dan Digital Harus Berjalan Bersama?
Di sinilah kita sering terjebak dalam pemikiran yang salah. Kita menganggap STEM dan pembelajaran digital itu dua hal yang terpisah, dua program berbeda yang butuh budget dan waktu sendiri-sendiri. Padahal kalau kita lihat lebih dalam, keduanya itu seperti adik-kakak yang saling melengkapi.
Mari kita berpikir dengan cara yang lebih sederhana:
- Pembelajaran STEM itu tentang apa yang kita ajarkan (sains, teknologi, engineering, matematika)
- Pembelajaran digital itu tentang bagaimana cara kita mengajarkannya (menggunakan teknologi digital)
Sekarang sudah mulai terlihat kan? Pembelajaran STEM dan teknologi digital bukan kompetitor, tapi justru partner yang sempurna. Jadi, kita tidak perlu pilih salah satu. Kita bisa menerapkan keduanya sekaligus!
Strategi Menggabungkan STEM dan Digital di Sekolah
Baik, sekarang masuk ke bagian yang paling penting: bagaimana cara menggabungkan pembelajaran STEM dengan teknologi digital? Berikut strategi yang bisa Bapak/Ibu terapkan secara bertahap:
Tahap 1: Mulai Integrasi STEM dan Digital dari yang Sederhana
Kita tidak perlu langsung heboh beli peralatan mahal atau ganti kurikulum total. Yang kita butuhkan adalah langkah kecil yang konsisten. Mulai dulu dari hal-hal seperti ini:
- Kenalkan guru-guru dengan aplikasi digital gratis untuk STEM (seperti Google Classroom, Canva for Education)
- Ajak guru untuk membuat konten pembelajaran STEM yang mengintegrasikan alat digital sederhana
Ingat, yang penting bukan peralatannya dulu, tapi kesiapan dan mindset gurunya.
Tahap 2: Pelatihan Guru STEM dengan Pendekatan Digital
Berbicara soal guru, data tadi menunjukkan 82% siswa kita lemah di matematika. Ini artinya kita perlu fokus ke peningkatan kapasitas guru dalam pembelajaran STEM dan digital terlebih dahulu. Tanpa guru yang siap, fasilitas secanggih apapun tidak akan banyak membantu.
Maka dari itu, lakukan hal-hal berikut:
- Adakan workshop STEM yang menggunakan platform digital sekaligus
- Ajak guru belajar membuat video pembelajaran STEM dengan HP saja (tidak perlu kamera mahal)
- Latih guru menggunakan simulasi digital untuk praktikum STEM (misalnya PhET Interactive Simulations yang gratis)
Dengan begini, guru belajar dua skill sekaligus: STEM dan digital.
Tahap 3: Terapkan STEM Berbasis Digital
Setelah guru-guru mulai nyaman dengan tools digital dan konsep STEM, sekarang saatnya kita integrasikan keduanya dalam pembelajaran:
- Proyek STEM siswa dipresentasikan secara digital (bukan hanya laporan tulis tangan)
- Gunakan aplikasi digital untuk membuat model 3D dalam pelajaran matematika
- Manfaatkan coding sederhana (Scratch) untuk menyelesaikan masalah matematika dalam pembelajaran STEM
Lihat? Siswa belajar STEM sambil mengasah kemampuan digitalnya. Efisien, kan?
4 Keuntungan Menggabungkan STEM dan Digital
Mungkin Bapak/Ibu masih bertanya, “Kenapa harus repot-repot menggabungkan STEM dan digital? Kenapa tidak fokus satu dulu?” Nah, ini alasannya:
- Efisiensi Sumber Daya: Kita tidak perlu beli alat praktikum STEM yang mahal, bisa pakai simulasi digital yang gratis
- Lebih Menarik untuk Siswa: Generasi sekarang memang generasi digital, jadi pembelajaran STEM yang menggabungkan teknologi digital akan lebih engage mereka
- Melatih 2 Skill Sekaligus: Siswa belajar STEM sambil meningkatkan kemampuan digitalnya – dua kompetensi yang sama-sama dibutuhkan masa depan
- Lebih Mudah Dipantau: Dengan pembelajaran digital, kita bisa lebih mudah melihat perkembangan siswa dalam STEM lewat data dan analytics
Jadi, dengan satu program, kita bisa mencapai dua tujuan sekaligus. Ini yang namanya kerja cerdas, bukan hanya kerja keras.
Mulai Implementasi STEM dan Digital Sekarang!
Sekarang pertanyaannya bukan lagi “STEM atau digital?”, tapi “Kapan kita mulai menggabungkan STEM dan digital?”
Yang penting, kita mulai bergerak. Tidak ada sekolah yang sempurna dari awal dalam menerapkan pembelajaran STEM dan digital. Sekolah unggul bukan yang punya fasilitas tercanggih, tapi sekolah yang gurunya terus bergerak maju, sedikit demi sedikit.
Data menunjukkan 82% siswa kita masih lemah di matematika STEM. Literasi digital kita masih level sedang. Ini bukan untuk membuat kita putus asa, tapi untuk mengingatkan: integrasi pembelajaran STEM dan digital tidak bisa ditunda lagi.
Jadi, Bapak/Ibu siap memulai pembelajaran STEM berbasis digital minggu depan? Mari kita wujudkan sekolah yang unggul di STEM sekaligus melek digital. Siswa-siswa kita menunggu! klik di sini
Kuanta merupakan lembaga yang berpengalaman dan terpercaya sebagai partner transformasi pendidikan melalui layanan konsultasi, pelatihan, pengembangan kepemimpinan, riset. Serta pendampingan berkelanjutan untuk menjadi lembaga pendidikan terbaik. Kuanta Indonesia bekerjasama dengan kementerian pendidikan, dinas pendidikan, yayasan pendidikan, Sekolah. Selain itu, bekerja sama dengan Direktur Pendidikan, CSR, pengurus yayasan, kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik.
Temukan artikel kami yang lain di link berikut : Kumpulan Artikel Kuanta
Simak juga update terbaru dari kami melalui channel : youtube Kuanta Indonesia
Follow instagram kami di @kuantaindonesia