Menurut Anies Baswedan (Mendikbud Indonesia ke-27 periode 2014—2016), ada tiga proyeksi pendidikan abad 21 yakni: karakter, kompetensi, dan literasi. Karakter disini dibagi menjadi dua, yakni moral dan kinerja. Karakter moral itu teridiri dari iman, taqwa, jujur, sabar, dan sebagainya. Sedangkan karakter kinerja terdiri dari kerja keras, tangguh, tak mudah menyerah, dan yang sebagainya. Kemudian kompetensi disini maksudnya berpikir kritis, kreatif, komunikatif, kolaboratif. Sedangkan literasi bukan hanya berupa calistung, melainkan keterbukaan wawasan.
Untuk menghadapi abad ini, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dan dilakukan oleh setiap pendidik Indonesia selaku tombak keberhasilan pendidikan. Beberapa hal tersebut yaitu:
- Membimbing dan Memberi Contoh Karakter yang Baik
Sebagai seorang pendidik, kita tidak hanya dituntut membimbing peserta didik untuk berkarakter baik. Tapi kita juga perlu menjadi pribadi yang baik sebagai teladan bagi anak-anak yang kita didik. Bukankah segala sesuatu dimulai dari diri sendiri? Kalau kita ingin anak didik kita berkarakter, maka kita juga harus jadi orang yang berkarakter. Ibaratnya gelas yang kosong tidak bisa menuangkan apapun, sedangkan gelas yang penuh minuman sehat akan menuangkan minuman sehat pula.
Terlebih lagi, karakter disini merupakan komponen penting dalam pembinaan peserta didik. Hasil belajar yang baik tidak hanya ditentukan oleh kecakapan akademik, namun juga didukung oleh kecakapan karakter.
- Upgrade Wawasan Ala Era Digital
Seperti yang kita tahu bahwa selalu ada cara pengajaran berbeda di era yang berbeda. Pendidik harus memahami situasi dan kondisi era digital agar mampu memberi pengajaran yang sesuai dengan era digital. Mulai dari upgrade wawasan tentang teknologi, hingga perkembangan lain yang biasanya juga didukung oleh kecanggihan teknologi.
- Bersemangat Menciptakan Inovasi Pembelajaran
Pembelajaran selalu memerlukan inovasi yang berbeda-beda. Mengapa demikian? Karena zaman menawarkan banyak kecanggihan yang berbeda-beda. Disatukan dengan karakter belajar siswa yang berbeda-beda, tentu memerlukan inovasi pembelajaran yang semakin baik dan efektif bagi masing-masing peserta didik. Ketika pembelajaran metode ceramah sudah dianggap tradisional, maka pendidik bisa menginovasikan metode pembelajaran lain seperti metode peer teaching. Atau ketika suasana kelas sudah jadi terlalu membosankan, pendidik bisa memanfaatkan suasana lingkungan kelas sebagai tempat belajar baru di beberapa waktu tertentu. Sejatinya pendidik yang mengontrol jalannya pembelajaran, itu sebabnya pendidik harus mampu menciptakan berbagai inovasi pembelajaran yang menarik.
- Menjaga Hubungan Komunikatif dengan Peserta Didik
Selain mengarahkan peserta didik untuk menjadi siswa yang cerdas dan berkarakter, pendidik juga harus menjaga komunikasi dengan peserta didik. Faktanya, komunikasi adalah komponen paling penting dalam menjaga keteraturan sebuah hubungan. Kadangkala ada peserta didik yang sulit belajar karena memiliki masalah keluarga, nah disini pendidik harus mampu memosisikan diri sebagai seseorang yang bisa mendengar keluh kesah peserta didik yang bermasalah dan memberi solusi terbaik. Adanya komunikasi yang sering dijaga ini, peserta didik akan memiliki nilai kepercayaan lebih baik pada para pendidik sehingga akan semakin senang ketika belajar.
- Mengembangkan Budaya Literasi
Setiap pendidik harusnya tidak hanya mampu melestarikan budaya literasi, melainkan harus mampu mengembangkan budaya literasi. Sejatinya mengembangkan disini sudah berarti melestarikan. Namun melestarikan belum berarti mengembangkan. Pendidik harus mampu mengembangkan budaya literasi. Dari yang hanya sebatas calistung, jadi budaya yang lebih luas seperti literasi videografi, yang menambah wawasan melalui media video. Atau meluaskan pada keterbukaan wawasan melalui berbagai media teknologi, sepeti literasi audio atau literasi audiovisual.
Lima hal diatas perlu dipersiapkan dan dilaksanakan oleh pendidik Indonesia sebagai upaya menghadapi abad ke-21. Bagaimanapun, pendidiklah yang akan membimbing para peserta didik untuk siap menghadapi abad ke-21. Maka pertanyaan yang harus mulai kita jawab dari saat ini adalah, sudah seberapa banyaknya persiapan kita menghadapi abad 21?