Unit Usaha Yayasan: Kunci Keberlanjutan Finansial Pendidikan

Apakah yayasan Anda masih bergantung sepenuhnya pada uang SPP untuk operasional? Saat biaya pendidikan semakin tinggi tapi masyarakat menuntut SPP yang terjangkau, Anda terjebak di tengah dilema yang sulit. Mau menaikkan SPP, takut kehilangan siswa. Tidak dinaikkan, operasional keuangan yayasan tersendat. Banyak pengurus yayasan menghadapi tantangan serupa. Namun ternyata, ada solusi yang belum banyak Anda manfaatkan: mengembangkan unit usaha yayasan. Dengan strategi unit usaha yayasan yang tepat, Anda bisa menciptakan sumber pendanaan alternatif yang berkelanjutan tanpa harus menaikkan biaya pendidikan.

Mengapa Unit Usaha Yayasan Penting?

Ketergantungan pada satu sumber pendapatan membuat yayasan rentan terhadap krisis keuangan. Ketika jumlah siswa menurun atau terjadi kendala ekonomi, yayasan langsung mengalami kesulitan finansial. Ini adalah risiko yang terlalu besar untuk Anda abaikan.

Lebih dari itu, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan yang diubah dengan UU Nomor 28 Tahun 2004 telah mengatur bahwa yayasan boleh melakukan kegiatan usaha untuk menunjang pencapaian tujuannya. Artinya, pengembangan unit usaha yayasan bukan hanya mendapat izin hukum, tetapi juga menjadi strategi yang direkomendasikan untuk keberlanjutan.

Realita Unit Usaha di Yayasan Pendidikan Indonesia

Ternyata, beberapa yayasan pendidikan besar di Indonesia sudah menerapkan strategi ini dengan sukses. Yayasan Pendidikan Telkom, misalnya, dalam penyelenggaraan lembaga pendidikannya mendapat dukungan pendanaan dari unit usaha yang bergerak di berbagai bidang. Ini membuktikan bahwa unit usaha bukan sekadar tambahan, melainkan pilar penting yang menopang keberlanjutan yayasan.

Sementara itu, Yayasan Pendidikan 17 Agustus 1945 Surabaya mengembangkan beragam unit usaha seperti persewaan gedung pernikahan, lapangan futsal, kantin, dan percetakan. Direktur Unit Usaha yayasan tersebut menegaskan bahwa pengembangan unit usaha merupakan tuntutan organisasi untuk menciptakan kemandirian finansial.

Dengan landasan hukum yang jelas dan bukti kesuksesan dari yayasan lain, sekarang saatnya Anda mempertimbangkan serius strategi ini untuk yayasan Anda.

Empat Strategi Membangun Unit Usaha Yayasan

Setelah memahami pentingnya unit usaha, sekarang mari kita bahas bagaimana cara membangunnya secara strategis dan berkelanjutan.

1. Identifikasi Peluang Sesuai Aset dan Kebutuhan

Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah memetakan aset yang sudah Anda miliki dan kebutuhan pasar di sekitar yayasan. Jangan terburu-buru meniru unit usaha lain tanpa mempertimbangkan kondisi spesifik Anda.

Sebagai contoh, jika yayasan memiliki gedung atau ruangan yang tidak terpakai penuh, Anda bisa mengembangkan unit persewaan seperti aula untuk acara, lapangan olahraga, atau ruang pertemuan. Sementara itu, jika memiliki lahan kosong, pertimbangkan untuk membangun kantin, koperasi, atau bahkan minimarket.

Yang terpenting, pastikan unit usaha yang Anda kembangkan tetap sejalan dengan visi misi yayasan dan tidak mengganggu kegiatan pendidikan utama. Unit usaha harus menjadi pendukung, bukan pengalih fokus dari misi utama pendidikan.

2. Mulai dari Skala Kecil dan Terukur

Banyak yayasan gagal dalam mengembangkan unit usaha karena terlalu ambisius di awal. Mereka langsung membangun unit usaha besar dengan investasi tinggi tanpa pengalaman memadai. Hasilnya, unit usaha menjadi beban finansial alih-alih sumber pendapatan.

Karena itu, mulailah dari yang kecil dan terukur. Sebagai contoh, sebelum membangun gedung serbaguna yang mahal, coba dulu dengan menyewakan ruang kelas untuk kursus di luar jam sekolah. Sebelum membuka restoran besar, mulai dengan kantin sederhana yang melayani warga sekolah.

Dengan pendekatan bertahap ini, Anda bisa belajar dari pengalaman, meminimalkan risiko kerugian, dan membangun fondasi yang kuat untuk ekspansi di masa depan. Tak hanya itu, kesuksesan unit usaha kecil akan membangun kepercayaan diri dan pengalaman tim Anda sebelum melangkah lebih besar.

3. Pisahkan Pengelolaan Pendidikan dan Unit Usaha

Salah satu kesalahan fatal yang sering terjadi adalah mencampuradukkan pengelolaan pendidikan dengan unit usaha. Hasilnya, kedua-duanya tidak berjalan optimal karena fokus terpecah dan terjadi konflik kepentingan.

Oleh karena itu, bentuk tim khusus atau bahkan divisi tersendiri yang fokus mengelola unit usaha. Tim ini harus Anda isi dengan orang-orang yang paham bisnis, bukan hanya paham pendidikan. Berikan mereka kewenangan dan tanggung jawab yang jelas, lengkap dengan target dan evaluasi berkala.

Namun perlu Anda ingat, meskipun dikelola terpisah, unit usaha harus tetap berada di bawah pengawasan pengurus yayasan. Tujuannya adalah memastikan tetap sejalan dengan visi yayasan dan keuntungannya Anda gunakan untuk mendukung kegiatan pendidikan.

4. Pastikan Legalitas dan Kepatuhan Hukum

Aspek hukum sering terabaikan padahal sangat krusial untuk keberlanjutan unit usaha. Menurut UU Yayasan, unit usaha yang Anda kembangkan harus sesuai dengan maksud dan tujuan, serta tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

Untuk unit usaha yang skalanya sudah besar atau berpotensi berkembang pesat, Anda bisa mendirikan badan usaha terpisah berbentuk PT yang sahamnya dimiliki yayasan. Langkah ini memberikan perlindungan hukum yang lebih kuat dan memudahkan pengelolaan bisnis.

Selain itu, pastikan Anda mengurus izin usaha yang diperlukan, membuat laporan keuangan terpisah, dan mematuhi kewajiban perpajakan. Kepatuhan pada aspek legal ini bukan hanya menghindari masalah hukum, tetapi juga membangun kredibilitas yayasan di mata stakeholder dan mitra bisnis.

Tantangan yang Perlu Anda Antisipasi

Tentu saja, mengembangkan usaha yayasan bukan tanpa tantangan. Anda mungkin menghadapi keterbatasan SDM yang paham bisnis, resistensi dari sebagian pengurus yang menganggap yayasan tidak boleh “berbisnis”, atau kesulitan membagi waktu dan sumber daya. Tantangan-tantangan ini adalah hal yang wajar dalam setiap perubahan organisasi.

Namun, jangan biarkan tantangan ini menghentikan langkah Anda. Untuk mengatasinya, mulailah dengan edukasi kepada seluruh pengurus tentang pentingnya diversifikasi sumber pendanaan. Rekrut atau latih SDM yang memiliki kompetensi bisnis untuk mengelola unit usaha. Dan yang paling penting, mulai dari yang sederhana sambil terus belajar dan menyesuaikan strategi berdasarkan pengalaman.

Perlu Anda ingat, bahwa setiap yayasan besar yang berhasil mengembangkan unit usaha juga pernah memulai dari nol. Mereka menghadapi tantangan serupa, tetapi tetap berkomitmen untuk menciptakan keberlanjutan finansial demi masa depan pendidikan yang lebih baik.

Wujudkan Kemandirian Finansial Yayasan Anda

Pada akhirnya, mengembangkan unit usaha yayasan bukan tentang mengejar keuntungan semata. Lebih dari itu, ini adalah tentang menciptakan kemandirian finansial agar yayasan Anda tidak lagi bergantung pada satu sumber pendapatan yang rentan terhadap perubahan.

Coba bayangkan ketika yayasan Anda memiliki sumber pendanaan yang beragam dan stabil. Anda bisa memberikan beasiswa lebih banyak kepada siswa kurang mampu, meningkatkan kesejahteraan guru, memperbaiki fasilitas sekolah, dan mengembangkan program-program inovatif tanpa harus menaikkan SPP. Bayangkan pula dampak positifnya bagi seluruh ekosistem pendidikan di yayasan Anda.

Jadi, mulailah mengambil langkah pertama hari ini. Kumpulkan tim inti yayasan, diskusikan peluang unit usaha yang mungkin Anda kembangkan, dan buat rencana sederhana untuk memulai. Dari satu unit usaha kecil yang berhasil, Anda akan membuka jalan menuju kemandirian finansial yayasan yang sesungguhnya.

Ingat baik-baik, keberanian Anda mengembangkan unit usaha hari ini adalah investasi untuk keberlanjutan pendidikan berkualitas di masa depan. Jangan tunda lagi—wujudkan yayasan yang mandiri dan berkelanjutan sekarang juga.

Sumber:

  1. Yayasan Pendidikan Telkom. 
  2. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Badan Usaha Milik Yayasan. 

Kuanta merupakan lembaga yang berpengalaman dan terpercaya sebagai partner transformasi pendidikan melalui layanan konsultasi, pelatihan, pengembangan kepemimpinan, riset. Serta pendampingan berkelanjutan untuk menjadi lembaga pendidikan terbaik. Kuanta Indonesia bekerjasama dengan kementerian pendidikan, dinas pendidikan, yayasan pendidikan, Sekolah. Selain itu, bekerja sama dengan Direktur Pendidikan, CSR, pengurus yayasan, kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik.

Temukan artikel kami yang lain di link berikut : Kumpulan Artikel Kuanta
Simak juga update terbaru dari kami melalui channel : youtube Kuanta Indonesia
Follow instagram kami di @kuantaindonesia

Bagikan Artikel :

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Pinterest

Unit Usaha Yayasan: Kunci Keberlanjutan Finansial Pendidikan

Apakah yayasan Anda masih bergantung sepenuhnya pada uang SPP untuk operasional? Saat biaya pendidikan semakin tinggi tapi masyarakat menuntut SPP yang terjangkau, Anda terjebak di ...
Read More →

Pengembangan Unit Baru Yayasan: Strategi Tanpa Takut Gagal

Pernahkah Anda bermimpi memperluas jangkauan yayasan dengan membuka unit baru, tapi ragu karena takut gagal? Anda tidak sendirian. Banyak pengurus yayasan menghadapi dilema yang sama: ...
Read More →

Pemberdayaan Wali Murid: Membangun Mitra Sejati Pendidikan

Pernahkah Anda merasa sendirian dalam mengelola yayasan? Merasa bahwa wali murid hanya hadir saat ada keluhan atau ketika tagihan SPP telat? Anda tidak sendirian. Banyak ...
Read More →