Analisis SWOT pertama kali dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset di Universitas Standford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an. Analisis SWOT ini bertujuan untuk mengetahui besarnya faktor kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki oleh suatu organisasi, dan bagaimana menggunakan faktor-faktor tersebut guna mendapatkan peluang (opportunities) serta mengatasi ancaman (threats) yang akan dihadapi.
Kekuatan adalah potensi kemampuan yang dapat digunakan untuk mengembangkan organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Kelemahan adalah kekurangan yang menjadi beban dalam mencapai tujuan organisasi. Peluang adalah situasi dan kondisi diluar organisasi yang menguntungkan sehingga dapat dimanfaatkan dalam mencapai tujuan organisasi.
Pendekatan matriks SWOT merupakan salah satu pilihan strategi yang dapat digunakan sekolah. Pendekatan ini digunakan dengan cara membandingkan antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan faktor eksternal (peluang dan ancaman).
Matriks SWOT
- Strategi Competition (S-O) adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. strategi ini dapat digunakan apabila sekolah berada dalam posisi yang kuat dan banyak peluang yang teridentifikasi.
- Strategi mobilization (S-T) adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Stretegi ini dipilih apabila sekolah memiliki kekuatan yang cukup, tetapi di luar sana banyak ancaman yang harus dihadapi.
- Strategi investment/divestment (W-O) adalah strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. dengan kata lain, sekolah memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan kekuatannya. Strategi ini diambil apabila sekolah dalam kondisi yang lemah akan tetapi menghadapi banyak peluang yang tersedia.
- Strategi damage control (W-T) adalah strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. dalam strategi ini, sekolah harus menekan kelamahan dan ancaman secara bersama-sama. Strategi ini harus digunakan pada saat sekolah menghadapi banyak ancaman dan dalam kondisi yang lemah.
Analisis SWOT bisa jadi sangat subjektif. Oleh karena itu, jangan terlalu bergantung pada hasil analisis SWOT. jadikanlah analisis ini sebagai pedoman, bukan resep. Seperti halnya peta, yang menunjukkan berbagai macam jalan yang bisa ditempuh dan dipilih untuk mencapai tujuan. Peta akan sangat berguna jika telah menentukan tujuan yang akan dicapai. Sesuai dengan visi-misi sekolah atau organisasi. Jadi, proses analisis SWOT ini akan berjalan dengan baik jika visi-misi, serta tujuan sekolah telah dibuat sebelumnya.
Mumpung masih ada waktu, sudahkah anda mencoba mengutak-atik matrik SWOT utk planning jangka panjang ataupun pendek sekolah/lembaga anda?