Bagimana sih etika yang benar dalam penggunaan teknologi pendidikan? Teknologi pendidikan saat ini terus mengalami kemajuan. Banyak sekali diciptakannya teknologi pendidikan yang sangat membantu dan bermanfaat dalam memajukan kualitas pendidikan di Indonesia. Kemajuan teknologi pendidikan seperti adanya komputer, LCD, aplikasi zoom, chatGPT,AI sangatlah membantu dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting. Namun perlu diingat bahwa teknologi tak sepenuhnya bisa menggantikan otak manusia.
Saat ini sebagian besar manusia pasti telah mengenal apa itu chatGPT. ChatGPT dirilis pada 30 November 2022. ChatGPT didirikan oleh Open AI, laboratorium Open AI membuat kemajuan pesat dalam mengembangkan teknologi AI dan telah menciptakan sejumlah produk pembelajaran mesin untuk masyarakat umum, seperti DALL-E dan ChatGPT. (GPT) merupakan kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh Open AI yang memiliki kemampuan menghasilkan teks respons yang hampir tidak bisa dibedakan oleh manusia (Dale, 2021). Sebagai chatbot yang canggih, ChatGPT mampu memenuhi permintaan penggunadengan berbasis teks, seperti menjawab pertanyaan yang sederhana, menyelesaikan tugas dan mengatasi masalah produktivitas.
Potensi dalam pemanfaatan AI sangat signifikan dalam ranah akademik, AI dapat mempermudah pekerjaan pelajar dan mahasiswa dalam penulisan atau mengerjakan tugas dengan cepat dan efektif. Namun penggunaan ChatGPT sangat rentang terjadinya plagiarisme dan mahasiswa menjadi tidak kreatif dan malas berpikir serta menyebabkan ketergantungan. Lalu bagaimana sih etika dan cara bijak kita dalam memanfaatkan teknologi agar peran manusia tidak terganti dengan kecerdasan buatan.
Batasan Dalam Pemanfaatan AI
Seperti apa batasan dan etika penggunaan teknologi yang harus diterapkan para pelajar dan mahasiswa, sehingga dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan bijak. Berikut ini yang bisa kamu lakukan dalam pemanfaatan teknologi pendidikan:
- Pahami bahwa AI adalah alat bantu bukan pengganti. Junjung tinggi integritas akademik. Gunakan AI hanya untuk membantu menemukan informasi yang lebih cepat bukan sebagai alat untuk mencontek.
- Hindari plagiarisme, ketika menulis jurnal ilmiah plagiarisme adalah hal yang tidak boleh terjadi. Maka dari itu jika menggunakan sumber dari orang lain berikan keterangan yang jelas. Jangan hanya menyalin hasil yang diberikan oleh AI. Pahami konsepnya dan tulis ulang dengan kata-kata kamu sendiri.
- Kelemahan AI adalah tidak bisa berpikir kritis seperti otak manusia. Oleh karena itu jangan hanya mengandalkan AI untuk memberikan jawaban. Tambahkan analisis kritis kamu sendiri yang lebih luas untuk membuat tugas kamu lebih bermakna.
Hal-hal diatas bisa kamu terapkan dalam penggunaan AI yang bijak, dengan hal ini kita sebagai manusia tidak akan ketergantungan dengan AI dan juga tidak akan pernah terkendali dengan AI.
Kini, Kuanta hadir berpengalaman dan terpercaya sebagai partner bertransformasi pendidikan melalui layanan konsultasi, pelatihan, pengembangan kepemimpinan, riset. Serta pendampingan berkelanjutan untuk menjadi lembaga pendidikan terbaik. Kuanta Indonesia telah dipercaya kementerian pendidikan, dinas pendidikan, yayasan pendidikan, Sekolah, Direktur Pendidikan, CSR, Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru, dan tenaga Pendidik lainnya.
Sumber: https://jbti.ejournal.unsri.ac.id/index.php/jbti/article/view/79/41
Temukan artikel kami yang lain di link berikut : Kumpulan Artikel Kuanta
Simak juga update terbaru dari kami melalui channel : youtube Kuanta Indonesia
Follow instagram kami di @kuantaindonesia