STEM (Sains, Teknologi, Engineering, Matematika)

pendidikan stem

Berdasar Peta jalan pendidikan Indonesia 2025-2045, salah satu program Pemerataan Akses Pendidikan Tinggi Berkualitas dan Pengembangan STEM dengan strategi Pengembangan Pembelajaran Berbasis STEM dan Program Studi STEM.  

Dalam paparan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Rapat Kerja Bersama Komisi X, 2024, salah satu program  prioritasnya adalah Penguatan Pendidikan unggul, literasi, numerasi dan sains teknologi, dengan 1. Pendidikan matematika, sains, teknologi sejak usia dini, 2. Pendirian sekolah unggul dan pengembangan sekolah unggul, serta 3. Penguatan Pendidikan Vokasi, kejuruan dan pelatihan. 

Sehingga mulai tahun 2025 perlu, kita mulai menyambut kebijakan tersebut, dengan mempersiapkan bagaimana STEM ini ini bisa diimplementasikan di sekolah-sekolah.

Apa sih STEM?

STEM didefinisikan sebagai kerangka kerja pendidikan yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika untuk membekali siswa dengan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kreativitas dalam memecahkan permasalahan dunia nyata. Bybee menekankan bahwa STEM tidak hanya sebuah pendekatan, tetapi sebuah kerangka konseptual untuk mendesain, menerapkan, dan mengevaluasi pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan abad ke-21. (Bybee – 2013)

STEM adalah framework yang mencakup panduan luas untuk mengembangkan pengajaran lintas disiplin ilmu yang saling terkait. Framework ini mendukung pengajaran yang berbasis proyek dan berbasis inkuiri, dengan tujuan untuk membantu siswa memahami hubungan antara konsep teoritis dan aplikasi praktis di dunia nyata. (Honey, Pearson, dan Schweingruber – 2014)

Bagaimana Pendidikan STEM di negara-negara lain?

Pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) telah menjadi fokus utama di berbagai negara untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan. Berikut ini adalah perkembangan implementasi STEM di beberapa negara :

Singapura

Singapura mulai mengintegrasikan pendidikan STEM pada awal 2000-an dengan reformasi kurikulum yang menekankan pembelajaran berbasis inkuiri dan proyek. Kurikulum di rancang untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah, dengan penekanan pada aplikasi praktis dari konsep STEM. Program seperti “Applied Learning Programme” memberikan siswa kesempatan untuk menerapkan pengetahuan STEM dalam konteks dunia nyata.

Taiwan

Taiwan mulai fokus pada pendidikan STEM pada awal 2010-an, dengan penekanan pada inovasi teknologi dan pengembangan keterampilan praktis. Kurikulum sekolah menengah di Taiwan mengintegrasikan proyek-proyek berbasis STEM, mendorong kolaborasi antara siswa dan penerapan pengetahuan dalam situasi nyata.

Hong Kong

Hong Kong memperkenalkan pendidikan STEM secara resmi pada tahun 2015 sebagai bagian dari reformasi kurikulum. Kurikulum sekolah menekankan integrasi lintas disiplin, mendorong siswa untuk terlibat dalam proyek yang menggabungkan sains, teknologi, kejuruteraan, dan matematik. Pemerintah juga menyediakan sumber daya dan pelatihan bagi guru untuk mendukung implementasi STEM.

Jepang

Jepang mulai memperkuat pendidikan STEM pada akhir 1990-an dengan reformasi kurikulum yang menekankan “zest for living,” yang mencakup pengembangan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Kurikulum sekolah menekankan pembelajaran berbasis proyek dan inkuiri, dengan fokus pada inovasi dan teknologi.

Kanada

Kanada mulai fokus pada pendidikan STEM pada awal 2000-an, seiring dengan meningkatnya permintaan tenaga kerja di sektor teknologi. Kurikulum: Pendidikan STEM di Kanada menekankan pembelajaran berbasis proyek dan integrasi teknologi dalam pengajaran, dengan tujuan mempersiapkan siswa untuk pasar kerja yang kompetitif.

Amerika Serikat

Istilah STEM diperkenalkan pertama kali di Amerika Serikat pada awal 1990-an oleh National Science Foundation (NSF). Pada tahun 2013, dokumen Next Generation Science Standards (NGSS) diperkenalkan untuk menetapkan standar pendidikan sains yang mengintegrasikan STEM. Kurikulum di sekolah-sekolah AS menekankan pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan inkuiri, dengan tujuan mengembangkan keterampilan abad ke-21. 

Bagaimana langkah-langkah mengimplementasikan STEM? update informasinya dalam artikel selanjutnya.

Kuanta merupakan lembaga yang berpengalaman dan terpercaya sebagai partner transformasi pendidikan melalui layanan konsultasi, pelatihan, pengembangan kepemimpinan, riset. Serta pendampingan berkelanjutan untuk menjadi lembaga pendidikan terbaik. Kuanta Indonesia bekerjasama dengan kementerian pendidikan, dinas pendidikan, yayasan pendidikan, Sekolah. Selain itu juga bekerja sama dengan Direktur Pendidikan, CSR, Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru, dan tenaga Pendidik lainnya.


Temukan artikel kami yang lain di link berikut : Kumpulan Artikel Kuanta
Simak juga update terbaru dari kami melalui channel : youtube Kuanta Indonesia

Bagikan Artikel :

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Pinterest

Outcome Based Education – Pendekatan Pendidikan Berorientasi Hasil

Outcome Based Education (OBE) adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada hasil belajar yang ingin dicapai oleh siswa. Berbeda dengan sistem pendidikan tradisional yang lebih menitikberatkan ...
Read More →

Pendidikan 4.0 – Transformasi Pendidikan di Era Digital

Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Saat ini, dunia memasuki era Pendidikan 4.0, sebuah konsep yang menyesuaikan ...
Read More →

Online Service Class (OSC) di Pesantren Teknologi MSBS Aceh: Belajar Marketing dan Branding Sekolah dengan Seru!

Dalam dunia pendidikan modern, marketing dan branding sekolah menjadi faktor penting untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik lembaga pendidikan. Menyadari hal ini, Kuanta Indonesia ...
Read More →