Tahukah anda bahwasanya nama Ibrahim disebut sebanyak 62 kali di 24 surat dalam al-Qur’an?
Hari Raya Idul Adha identik dengan kisah Nabi Ibrahim AS yang menyembelih putra kandungnya Nabi Ismail AS yang kala itu masih remaja.
Jumlah nama Ibrahim AS yang sering disebutkan di dalam Al Qur’an seharusnya menjadi petunjuk bagi kita, pastinya Allah SWT ingin menunjukkan serta menegaskan bahwa kisah-kisah Nabi Ibrahim AS ini sangat patut untuk kita cermati dan kita ambil hikmahnya.
Bagaimana keikhlasan seorang ayah yang diperintah oleh Tuhannya untuk menyembelih putra kandungnya. Padahal putra tersebut telah ditunggu-tunggu setelah sekian lama belum berputra. Bagaimana keikhlasan dan kedewasaan dari seorang anak remaja, yang akan disembelih oleh ayahnya sendiri.
Tentu akan menjadi hikmah yang sangat besar bagi kita jika kita mencermati kisah keduanya. Bagaimana menciptakan generasi muda, keturunan yang begitu besar kepasrahan dan tawakkal kepada Sang Pencipta. Perjalanan Nabi Ibrahim AS yang mencari Allah SWT digambarkan di dalam Al Quran, kemudian kisah ketika ia hendak dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud, lalu Allah SWT menjadikan dingin api yang akan membakarnya.
Perjalanan panjang hidup serta pengalaman Nabi Ibrahim ini menjadikan sosoknya yang bertaqwa sekaligus mempunyai visi yang begitu tinggi. Bagaimana ia kemudian memasrahkan istri dan putra semata wayangnya di tanah tandus yang kita kenal kini dengan kota Mekkah Al Mukarromah. Tentang do’anya yang selalu menjadi do’a andalan untuk meminta keturunan sholeh-sholehah karena para nabi setelahnya diturunkan dari keturunan Nabi Ibrahim AS sehingga beliau dijuluki Ayahnya para Nabi.
Hari Idul Adha ini adalah salah satu momentum yang sengaja Allah SWT munculkan sebagai pengingat tentang bagaimana Nabi Ibrahim AS mendidik keluarganya dan proses perjalanan dirinya sehingga mampu mempunyai generasi para orang-orang sholeh yang dipilih oleh Allah SWT. Proses perjalanan hidup yang tidak sebentar. Kesabaran yang dipupuk sedemikian rupa, serta ketawadhuan kepada orangtuanya yang masih termasuk penganut penyembah berhala. Keteladanan dari Nabi Ibrahim AS inilah yang menjadikan Allah SWT abadikan di dalam Al Quran beberapa kali.
Pelajaran yang sangat berharga bagi kita tentang pendidikan. Pendidikan yang dimulai dari diri sendiri, kemudian akhlak kepada orangtua, lalu bagaimana akhlak seorang istri sholihah (Siti Hajar RA) yang mampu menjadi madrasah pertama yang sempurna untuk anaknya (Ismail AS). Pendidikan yang bermula dari pemodelan atau contoh adalah pendidikan yang bisa kita jadikan rujukan dalam proses pendidikan baik yang ada di keluarga ataupun di lembaga. Pemimpin yang layak dicontoh akhlaknya mampu menciptakan pemimpin berikutnya yang baik juga. Seorang ayah yang mampu menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya, mampu mencetak generasi sekaligus pemimpin keluarga baru yang sama baiknya.
Semoga kita bisa meneladani perjuangan Nabi Ibrahim AS dan mendapatkan derajat serta mempunyai keturunan/generasi yang sholeh-sholehah..aamiin