Strategi anti bullying di sekolah

Halo sahabat pendidik semua, ketemu lagi di Kuanta Indonesia. Pada tanggal 8 Februari 2023 seorang siswa kelas XI SMK di palembang membunuh temannya dikarenakan kasus bullying. Tersangka tidak terima karena sering di sebut bau badan oleh korban. Menilik ke belakang pada tahun yang sama di bulan januari seorang anak di prancis melakukan aksi bunuh diri karena tidak tahan di bully teman-teman. 

Sungguh tragis, jika kita melihat kejadian tersebut. Apalagi kesamaan dari kasus tersebut adalah bullying yang dilakukan di sekolah. Sekolah yang mana seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk belajar, menjadi salah satu tempat yang paling sering dilakukan bullying menurut detik.com. 

Dampak bullying yang dilakukan di lembaga pendidikan sangatlah mengerikan bagi anak-anak. Mereka akan merasa tidak aman secara fisik dan emosional, bisa juga anak-anak akan merasa trauma ke sekolah dan mereka tidak ingin bersekolah lagi. Lebih parahnya mereka akan melakukan aksi yang nekat seperti membunuh atau bunuh diri atau yang sering di bullycide

Kasus bullying di indonesia semakin marak, tercatat dari data KPAI selama 2022 lebih dari 226 kasus kekerasan fisik dan psikis, termasuk perundungan yang jumlahnya terus meningkat. Tidak hanya itu menurut data PISA tahun 2018 sebanyak 41,1 persen siswa di Indonesia mengaku pernah mengalami perundungan. Ironisnya masih ditahun yang sama yaitu tahun 2018 indonesia menempati peringkat ke 5 sebagai negara yang paling banyak terjadi bullying di sekolah.

Melihat data tersebut sangat jauh dari filosofi pendidikan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, yang mana sekolah tidak hanya menjadi tempat transfer of Knowledge lebih dari itu sekolah harus menjadi tempat transfer of attitude and character agar terciptanya suasana belajar yang aman dan nyaman. Sehingga anak-anak akan merasa senang untuk berangkat ke sekolah.

Menurut asumsi penulis kenapa kasus bullying di negara kita semakin marak, hal ini dikarenakan tidak ada aturan khusus yang mengatur tentang bullying yang ada di sekolah. Berbeda dengan di Amerika yang terdapat peraturan yang mengatur tentang bullying dengan sangat rinci mulai dari aturan tentang bullying terhadap ras, etnis, jenis kelamin dan disabilitas. Lebih dari itu lewat peraturan yang sama, sekolah akan ditindak secara hukum apabila ketahuan tidak mengambil tindakan jika terjadi kasus pembullyan di sekolahnya. selain itu kurang ditanamkan pengajaran toleransi dalam bentuk apapun terhadap anak, sehingga jika ada perbedaan sedikit maka mereka akan merasa perbedaan itu aneh dan dilakukannya pembullyan. 

Terus bagaimana strategi  sekolah untuk mencegah bullying di lingkungan sekolahnya?. Mengacu pada buku Fenwick yang berjudul “The SAGE Guide to Educational Leadership and Management”, menjelaskan bahwa kepemimpinan kepala sekolah sangat penting untuk mewujudkan sekolah yang ramah anak lewat. menurutnya kepala sekolah dapat wujudkan sekolah anti bullying menggunakan 4 strategi ini.

1. Strategi tindakan pencegahan bullying di sekolah.

Strategi ini dilakukan untuk mencegahan terjadinya bullying di sekolah salah satunya dengan membuat kebijakan anti bullying dan membuat program tentang anti bullying kepada seluruh civitas sekolah

2. Strategi tindakan protektif.

Strategi ini menjelaskan tentang bagaimana sekolah sesegera mungkin mengambil tindakan untuk melindungi korban bullying dan yang melapor terhadap terjadinya bullying

3. Strategi tindakan hukuman.

Strategi tentang bagaimana sekolah mempunyai prosedur untuk menghukum pelaku bullying. Hukuman tidak diberikan pada pelaku utama tetapi juga pada pelaku pendukung bullying, hal ini dikarenakan kasus bullying ini biasanya dilakukan secara berkelompok

4. Strategi aksi publikasi.

Strategi tentang bagaimana cara kepala sekolah dan seluruh timnya menyampaikan peraturan-peraturan anti bullying terhadap orang tua dan masyarakat umum atau bahkan pada aksi ini sekolah perlu mengundang pers atau pejabat publik.

Dalam alasan apapun bullying tidak patut untuk dilakukan apalagi di lembaga pendidikan. Sekolah harus menciptakan iklim belajar yang aman dan nyaman sehingga menjadi sebuah lembaga pendidik yang ramah anak. Pada artikel berikutnya kita akan tetap membahas tentang bagaimana mewujudkan sekolah ramah anak.

Penulis
Bima Anggana WP, M.Pd.

Editor
Indra Iskandar

Sumber:

English, F. W. (Ed.). (2015). The SAGE guide to educational leadership and management. SAGE publications.

Hosozawa, M., Bann, D., Fink, E., Elsden, E., Baba, S., Iso, H., & Patalay, P. (2021). Bullying victimisation in adolescence: prevalence and inequalities by gender, socioeconomic status and academic performance across 71 countries. EClinicalMedicine, 41, 101142.

https://www.detik.com/edu/sekolah/d-6433585/siswa-waspada-ini-4-tempat-yang-sering-terjadi-bullying#:~:text=Bullying%20bisa%20terjadi%20di%20warung,pemalakan%2C%20pemukulan%2C%20dan%20sebagainya.

Bagikan Artikel :

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Pinterest

Etika Penggunaan Teknologi Chatgpt Dalam Pendidikan

Bagimana sih etika yang benar dalam penggunaan teknologi pendidikan? Teknologi pendidikan saat ini terus mengalami kemajuan. Banyak sekali diciptakannya teknologi pendidikan yang sangat membantu dan ...
Read More →

Mempersiapkan Masa Depan Pendidikan Indonesia di Era Digital

Perkembangan teknologi digital telah mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar dan beragam, menghadapi tantangan dan peluang dalam mempersiapkan ...
Read More →

Manajemen Mutu SDM: Tingkatkan Motivasi Kerja Guru Melalui Sistem Pengakuan dan Reward

Pelaksanaan manajemen mutu SDM sekolah sangatlah penting, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja yang berkelanjutan. Manajemen mutu SDM ini melibatkan serangkaian aktivitas untuk memastikan ...
Read More →