Mulai tanggal 27 September sampai dengan 29 September dilangsungkan workshop yang ditujukan untuk membenahi manajemen sekolah di SDIT An Nahl Tabalong Kalimantan Selatan.
Kegiatan ini merupakan salah satu workshop dalam serangkaian program pendampingan sekolah yang kami sebut School Improvement Program. Target dari workshop ini adalah memastikan para peserta memahami dengan baik paradigma sekolah bermutu, termasuk di dalamnya dimensi mutu serta hasil produk berupa manual mutu baik level 1 sampai level 4.
Sebanyak 45 peserta ikut hadir dengan antusias di kegiatan ini. Beberapa diantaranya diikutkan peserta dari jenjang SMP dan PAUD.
Harapannya, memberikan kesempatan serta pengalaman langsung mengikuti workshop ini sehingga bisa diimplementasikan di sekolah masing-masing.
Peserta tampak sangat antusias mengikuti setiap sesinya sampai dengan hari ke-3. Hal ini disebabkan karena pelatihan ini merupakan pelatihan perdana selama pandemi serta pelatihan yang di desain dengan banyak aktivitas motorik serta keterampilan dalam
Workshop manajemen mutu pada hari pertama banyak membahas tentang bagaimana paradigma yang benar tentang sekolah bermutu, Dr Shobikh menyampaikan bahwa sekolah bermutu tidak hanya sesuai standar yang ditetapkan namun harus memberikan nilai lebih.
Jadi, sekolah baru bisa dikatakan bermutu jika telah sesuai standar yang ditetapkan dan memberikan nilai lebih, baik dalam bentuk layanan maupun jaminan garansi kualitas lulusannya.
“Terima kasih coach atas kebersamaannya di kegiatan workshop ini, senengnya di kegiatan ini kita bisa belajar banyak hal yang mungkin secara langsung tidak kita sadari, seperti mengelola kelas, metode dan teknik pembelajaran dan juga Alhamdulillah nambah-nambah perbendaharaan ice breaking juga”, tukas salah satu peserta terbaik, Pak Tabe’i.
Hal senada juga disampaikan oleh Bu Riska yang menyatakan bahwa kegiatan ini terasa menyenangkan dan tidak merasa lelah meskipun cukup banyak tugas yang diberikan.
Workshop manajemen mutu ini didesain dengan pola blended training, dimana peserta mendapatkan pengalaman untuk belajar secara mandiri (tidak langsung atau asynchronous) serta belajar langsung tatap muka terbatas. Kegiatannya lebih banyak praktik dan latihan dengan perbandingan teori 30% dan sisanya 70% praktik dari materi yang telah dipelajari.
Hampir 1 dekade lebih SIP (School Improvement Program) telah diikuti lebih dari 50 sekolah (data SIP KPI tahun 2010-2021). Beberapa diantaranya menjadi sekolah berprestasi Adiwiyata maupun menjadi sekolah pilihan bagi masyarakat sekitar, terutama masyarakat yang mendambakan sekolah bermutu di daerahnya
Selain SIP untuk sekolah swasta, program ini juga terlaksana bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah yang memiliki visi yang sama, yakni menciptakan sekolah yang layak dicontoh, mampu memberi contoh dan mau memberi contoh.
Program ini pernah dilaksanakan bersama Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru (2017-2018) untuk mendampingi terciptanya sekolah berkarakter sesuai dengan visi Kota Banjarbaru.
Seperti apa sekolah bermutu menurut anda kawan? Mari kita diskusikan di panel komentar di bawah.