Cara Tepat Menyikapi Rapor Pendidikan

Rapor pendidikan adalah platform yang menyediakan data laporan hasil evaluasi sistem pendidikan sebagai penyempurna rapor mutu. Sebelumnya, kebijakan evaluasi sistem pendidikan yang baru lebih menekankan pada orientasi terhadap mutu pendidikan dan sistem yang terintegrasi. 

Sistem ini mengukur indikator yang disusun berdasarkan input, proses dan output pendidikan, yang mana indikator tersebut diturunkan dari 8 standar nasional pendidikan. Satuan pendidikan tidak melakukan pengisian (input) data ke aplikasi, tetapi data diambil dari berbagai sistem dan sumber data yang sudah ada. seperti Dapodik, SIMPKB, AN, BPS dan sumber lainnya yang relevan.  

Indikator tersebut dapat diukur dengan memperhatikan 5 dimensi, yaitu Dimensi A, Dimensi B, Dimensi D, Dimensi C, dan Dimensi E. Di mana dimensi-dimensi tersebut akan menunjukkan hasil dari masing-masing indikator.

Output dari rapor pendidikan adalah kualitas capaian pembelajaran siswa, berupa mutu dan relevansi hasil belajar siswa, serta pemerataan pendidikan yang bermutu. Hasil dari output rapor pendidikan tersebut dapat diuraikan menjadi 2 Dimensi (Dimensi A dan Dimensi B) yang diuraikan, sebagai berikut:

Dimensi A

1) Capaian Hasil Belajar

A. Capaian Perkembangan

  1. Pembelajaran
  2. Emosional
  3. Fisik

B. Mutu hasil belajar murid

  1. Kemampuan literasi.
  2. Kemampuan numerasi
  3. Karakter

Dimensi B

  1. Kesenjangan mutu hasil belajar
  2. Akses peserta didik

Proses dari rapor pendidikan adalah kualitas proses belajar yang ditunjukkan melalui mutu dan relevansi pembelajaran. Dengan tipe Dimensi D yang diuraikan, sebagai berikut:

Dimensi D

  1. Kualitas pembelajaran
  2. Refleksi dan perbaikan pembelajaran
  3. Kepemimpinan instruksional
  4. Pemanfaatan TK untuk pembelajaran
  5. Iklim keamanan sekolah
  6. Kebhinekaan dan inklusivitas sekolah
  7. Link dan match dengan dunia kerja

 Input dari rapor pendidikan adalah kualitas sumber daya manusia dan sekolah, berupa kompetensi dan kinerja GTK serta pengelolaan sekolah yang partisipatif, transparan, dan akuntabel. Dengan tipe Dimensi C dan Dimensi E yang diuraikan, sebagai berikut:

Dimensi C

  1. Kompetensi GTK dan pengembangannya
  2. Jumlah daging kerja GTK sebagai penggerak
  3. Kinerja administratif GTK
  4. Pemerataan distribusi guru
  5. Pemenuhan kebutuhan guru

Dimensi E

  1. Partisipasi warga sekolah
  2. pemanfaatan sumber daya sekolah untuk peningkatan mutu
  3. Pemanfaatan TIK untuk pengelolaan anggaran
  4. Proporsi APBD untuk pendidikan

 Selain itu, sekolah juga memiliki atribut yang disebut atribut sekolah. 

1.Di atas kompetensi minimum 

Murid di sekolah menunjukkan tingkat literasi membaca yang cakap dan cukup banyak murid pada level mahir dengan rentang nilai antara 2,10 sampai dengan 3.00

2. Mencapai kompetensi minimum

Sebagian besar murid telah mencapai batas kompetensi minimum untuk literasi membaca, namun perlu upaya mendorong lebih banyak murid menjadi mahir.Dengan rentang nilai antara 1,80 sampai dengan 2,09. 

3. Dibawa kompetensi minimum

Kurang dari 50% murid telah mencapai kompetensi minimum untuk literasi membaca dengan rentang nilai Antara 1,40 sampai dengan 1,79. 

4. Jauh di bawah kompetensi minimum

Sebagian besar murid belum mencapai batas kompetensi minimum untuk literasi membaca dengan rentang nilai Antara 1,00 sampai dengan 1,39.

Tingkat kualitas interaksi antara guru, murid dan materi pembelajaran dalam proses pengajaran dan pembelajaran dapat dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan berikut:

1.Optimal

Pembelajaran menunjukkan kualitas yang optimal ditunjukkan dengan suasana kelas yang kondusif. Dukungan efektif dan aktivitas kognitif dari guru yang konstruktif untuk rentang nilai antara 2,26.sampai dengan 3,00.

2. Terarah

Pembelajaran mengarah pada peningkatan kualitas yang ditunjukkan dengan suasana kelas yang mulai kondusif dan adanya dukungan afektif serta aktivitas kognitif dari guru dengan rentang nilai Antara 1,85 sampai dengan 2,25. 

3. Disorientasi

Suasana pembelajaran yang kondusif, dukungan efektif dan aktivitas kognitif belum diberikan oleh guru.dengan rentang nilai antara 1,00 sampai dengan 1,84.

Tapi rapor pendidikan tidak untuk memeringkatkan apalagi menghakimi satuan pendidikan atas nilai yang didapatkan. Sebaliknya, Anda dapat menggunakan hasil tersebut sebagai acuan refleksi serta evaluasi sehingga dapat menerapkan perencanaan berbasis data yang tepat untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan Anda. 

Bagikan Artikel :

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Pinterest

Outcome Based Education – Pendekatan Pendidikan Berorientasi Hasil

Outcome Based Education (OBE) adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada hasil belajar yang ingin dicapai oleh siswa. Berbeda dengan sistem pendidikan tradisional yang lebih menitikberatkan ...
Read More →

Pendidikan 4.0 – Transformasi Pendidikan di Era Digital

Perkembangan teknologi yang pesat telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Saat ini, dunia memasuki era Pendidikan 4.0, sebuah konsep yang menyesuaikan ...
Read More →

Online Service Class (OSC) di Pesantren Teknologi MSBS Aceh: Belajar Marketing dan Branding Sekolah dengan Seru!

Dalam dunia pendidikan modern, marketing dan branding sekolah menjadi faktor penting untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik lembaga pendidikan. Menyadari hal ini, Kuanta Indonesia ...
Read More →